Total Tayangan Halaman

Selasa, 30 November 2010

Laptop dan Sajadah

Di sebuah kamar berukuran 3x4 tampak seorang pemuda tengah tertidur lelap, karena kelelahan bekerja seharian. Kamarnya seperti kapal pecah, tampak sebuah laptop dan kertas-kertas yang berserakan di atas sebuah meja kecil, di samping tempat tidur. Sementara itu di bawah tempat tidur tergeletak sebuah sajadah yang terlipat, sedang menangis.

Mendengar tangisan Sajadah, Laptop yang tadinya tidur langsung terbangun dan bertanya pada sajadah.

“Hai..Sajadah, kenapa engkau menangis?”

Sajadah tak menghiraukan pertanyaan Laptop, ia terus menangis.

Dan Laptop kembali bertanya dengan lemah-lembut

“Sajadah, kalau engkau ada masalah berceritalah padaku, barangkali ada yang bisa aku bantu. Ayo ceritakan apa yang telah terjadi..!!”

Akhirnya Sajadah pun luluh hatinya dan mulai mau menceritakan kesedihannya pada Laptop.

“Sudah berbulan-bulan pemuda itu membiarkanku tergeletak disini, aku tak pernah lagi disentuhnya, bahkan sudah jatuh ke lantai aku tak pula dihiraukannya”, jawab Sajadah sedih.

“Kalau boleh aku tahu biasanya engkau ditaruh dimana?” tanya Laptop lagi.

“Dulu aku selalu diletakkan di tempat yang istimewa, terkadang dalam lemari atau di sandaran kursi. Dulu dia juga sangat perhatian padaku, sama seperti halnya padamu. Meskipun tidak seperti kamu yang selalu dibawa kemana-mana seharian. Lima kali sehari saja dia mau bersamaku, sudah cukup bagiku dan itu pun hanya lima menit. Namun semenjak engkau hadir di sini, pemuda itu tak lagi mengacuhkanku, aku sedih sekali”, tutur Sajadah seraya menangis.

“Maafkan aku Sajadah, karena aku maka engkau jadi sedih”, ujar Laptop.

“Engkau tidaklah bersalah, mungkin karena aku tidak lagi menarik di hatinya dan tidak bisa membuatnya bahagia”, balas Sajadah.

Keesokan harinya pemuda tersebut bangun dan langsung menghidupkan Laptopnya, bermaksud hendak menyelesaikan tugas kantor.

“Sial............, kenapa Laptop ini nggak bisa hidup, padahal semalam masih baik-baik saja”, jerit pemuda itu.

Dia berusaha terus mengutak-atik Laptopnya, namun tidak juga hidup.

“Habis........... habis semuanya, aku gagal kali ini, apalagi daya upayaku, semua rencanaku sia-sia”, teriaknya sembari membuang kertas-kertas yang terletak di meja kerjanya.

Lama pemuda itu mondar-mandir di kamarnya, memikirkan apa yang harus dilakukan, tapi tak ada hasil.

Tiba-tiba matanya tertuju pada Sajadah yang jatuh di bawah tempat tidurnya, pemuda tersebut sadar lalu mengangkat Sajadah itu. Setelah lama memandangi Sajadah, dia segera beranjak ke kamar mandi melakukan yang harus dikerjakannya, dan tak lama kemudian pemuda itu pun tampak bersujud di atas Sajadah menghadap Sang Khalik. Sehabis sholat pemuda tersebut kembali menundukan wajahnya ke atas Sajadah sembari menangis, mengingat semua kesulitan akibat kealpaan yang telah ia lakukan.

Tidak lama berselang tiba-tiba Laptopnya hidup, dan pemuda itu pun langsung bangun dari sujudnya dengan suka ria sambil berucap;

“Alhamdulillah, terima kasih ya Allah, aku selama ini telah melupakan kebesaran Mu.
Sejak itu pula pemuda tersebut tak pernah lagi meninggalkan ibadah Sholatnya, dan menyadari bahwa dengan sholat setiap kesulitan akan diberi kemudahan oleh Sang Pencipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar