Total Tayangan Halaman

Selasa, 30 November 2010

Bukan Selingkuh Yang Kutakutkan

Sudah lewat magrib, dia belum juga pulang. Dari Ashar tadi kuhubungi tapi Handphonenya nggak aktif. Pikiranku mulai tak menentu, apakah dia dalam bahaya?
“Ya Allah pelihara suami hamba”, bisikku dalam hati.
“Yan, suamimu dah pulang”? tanya ibu
“Belum bu”, sahutku
“Memangnya Farhan kemana”?
“Nggak bilang bu, mungkin kehujanan kali dijalan, jadi nunggu hujan reda dulu”.

Akupun melanjutkan mengaji yang baru 3 ayat kubaca. Tak lama kemudian Azhan Isya berkumandang bersamaan dengan suara motor Mas Farhan.

“Alhamdulillah, Mas Farhan pulang”, ucapku
Aku buru-buru membukakan pintu

“Kehujanan mas”?sapaku
Mas Farhan menganggukkan kepalanya sembari memberikan mantel yang basah kepadaku

“Tolong dijemur ya dek”.
Akupun menyiapkan kopi hangat dan makan malam buat Mas Farhan. Sehabis Makan malam Mas Farhan ke kamar mengambil Notebooknya.

“Banyak pekerjaan tadi di Kampus Mas”?
“Lumayan dek, bikin soal buat ujian mid”.
“Yani pikir tadi mas Farhan ada seminar, lain kali kalau mas telat pulangnya kasih kabar, Yani jadi cemas”.
“Kamu kan tahu sendiri kalau mas tadi kehujanan”.
“Tadi memang mas kehujanan, kemaren dan kemarennya lagi………..udah 3 hari ini mas pulang telat terus, Yani coba telphone tapi Handphonenya nggak aktif”.
“Ooooo…. Mas sengaja matikan Handphone kalau lagi ngajar, lagian mas tidak pernah melakukan hal lain di luar tugas mas sebagai pengajar, kamu harus percaya itu, apa yang kamu cemaskan, atau kamu curiga mas akan selingkuh dengan mahasiswi?

Mendengar ucapan mas Farhan mataku langsung berkaca-kaca dan akhirnya air matapun tak terbendung lagi.

“Lho dek kok nangis, apa ucapan mas barusan menyinggung perasaanmu”?
Aku menggeleng
“Lalu kenapa”?

Takut ketahuan ibu, akupun langsung masuk kamar. Sedang Mas Farhan tetap melanjutkan tugasnya di ruang makan.
Seperti biasa aku mengambil buku harian dan meluapkan semua perasaanku yang sedari tadi mau meledak.

Hampir tiga tahun aku dengan Mas Farhan menikah, tak pernah sedikitpun aku merasa curiga padanya. Aku yakin Mas Farhan adalah Lelaki yang terbaik diberikan Allah untukku dan aku mempercayainya lebih dari 100 %. Selama ini dia suami yang sangat jujur, biar mahasiswinya cantik-cantik dan seksi namun tak pernah ada perasaan curiga kalau mas Farhan akan selingkung.

Aku sangat takut terjadi hal buruk padanya, aku khawatir kalau dia sakit karena kelelahan atau hal buruk lainnya terjadi pada Mas Farhan. Aku ingin Mas Farhan selalu ada disampingku sampai akhir hayatku untuk bersama-sama membesarkan buah hati yang sekarang sedang lucu-lucunya. Aku selalu berdo’a supaya Allah SWT selalu memberi kekuatan dan kesehatan pada Mas Farhan dan terhindar dari marabahaya kemanapun ia melangkahkan kakinya. Semoga apa yang ia lakukan mendapat Ridho dari Allah SWT.

Tiba-tiba sebuah ciuman mendarat di keningku, dan aku langsung terbangun.
“Pagi sayang, shalat subuh berjamaah yuk”.
Aku menganggukkan kepala.

Selesai shalat subuh, kulihat mas Farhan masih berdo’a, lama sekali tidak seperti biasanya. Habis berdo’a Mas Farhan membalikkan badannya dan menatapku sembari menggenggam kedua tanganku.

“Dek, kamu percaya bahwa Allah itu Maha segalanya”?
Aku menganggukkan kepala
“Jangan pernah cemas dan takut, orang yang slalu mendekatkan diri pada Allah SWT, akan terhindar dari perbuatan yang tercela, kemana dan dimanapun ia berada slalu dalam lindunganNya, yakinlah itu dek”.
“Ya mas, maafkan Yani yang selama ini terlalu khawatir”.
“Khawatir itu boleh tapi berlebihan itu tidak baik”.
Aku mencium tangannya yang masih menggenggam erat tanganku. Mas Farhan kemudian memelukku.

(Buat suamiku tercinta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar